Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda merupakan SH yang
dikoordinasikan oleh Bpk.RDH.Soewarno pada tahun 1965,beliau merupakan salah
satu warga dari Persaudaraan Setia Hati Winongo,yang ingin melestarikan
ajaran Setia Hati,dikarenakan pada waktu itu(tahun 1964) SH Winongo mengalami
kemunduran yang dikarenakan kurangnya penerimaan saudara,serta saudara saudara
yang lain sudah banyak yang sepuh dan meninggal.
Beliau menekankan beberapa ajaran SH yang merupakan peninggalan
eyang suro ini,diantaranya adalah Bela Negara, mengolah raga dan batin untuk
mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup,kebahagiaan dan
kesejahteraan lahir dan bathin di dunia dan di akhirat,dengan jalan mengajarkan
SILAT ( PENCAK SILAT ) sebagai olah raga atas dasar jiwa yang sehat terdapat
pada tubuh yang sehat pula,yaitu dengan meninggalkan semua yang menjadi
larangan-larangan tuhan,dan melaksanakan semua perintah-perintahnya ( MENS SANA
IN CORPORE SANO-AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR ).
Di awal masa pendiriannya Dengan serentak
gerakan ini mendapat perhatian yang besar dari para pemuda dan dukungan yang
kuat dari masyarakat, yang akhirnya berdaya guna untuk membantu HANKAM, serta
ikut Memayu Hayuning Bawono ( memelihara dan membangun keselamatn Negara /
Dunia ), membantu Negara / Pemerintah dalam bidang ketertiban dan keamanan.
Dengan meningkatkan latihan jasmani ( pencak-silat ) dan
latiahn rokhani (iman dan taqwa kepada Tuhan), maka dapat diharapkan para
pemuda kita sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militant
yang sangat berguna bagi kepentingan Negara dan bangsa.
Latihan berarti juga membiasakan, kebiasaan inilah dapat
disebut sebagai takdir yang kedua ( het gewoonte is de tweed natuur ). Kalau
kita membiasakan baik, Tuhan akan menakdirkan kita baik. Memang segala
permulaan itu adalah sukar ( alle begin is moeilijk ) terutama jalan yang
menuju kepada kebaikan – kebaikan Syurga tentu banyak sekali rintangan –
rintanganya, sebaliknya jalan yang menuju kepada kejahatan, kaemaksiatan,
Neraka selalu terhias dengan bunga – bungaan yang serba indah dan harum ( de
weg naar de hell is met bloemen geplafeit ). Oleh karena itu harus ditanamkan
juga kepada para pemuda kita yaitu cinta kasih dan kasih saying. Sesama manusia
harus dicintai sebagaimana mencintai pada diri sendiri ( heb uw naasten lief
gelijik u zelven ) atau falsafah agama Hindu yang mengajarkan kesosialan yang
tanpa batas yang berbunyi : TAT TWAM ASI ( ia adalah kamu ). Kalau di cubit
merasa sakit jangan mencubit orang lain atau dalam bahasa jawanya adalah :
KEMBANG TEPUS KAKI (yen dijiwit kroso loro ojo njiwit liyan ).
Bagi Tuhan semua manusia itu sama, yang berlainan hanya
taqwanya kepada Tuhan dan yang lebih taqwa itulah yang akan banyak mendapat
keridhaan Tuhan.
Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa wajib direalisasikan
dengan amalyah, ibadah dan karya nyata dalam pembangunan. Membangun manusia
Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. Maka
wajib bagi setiap manusia Pancasilais yang membangun Indonesia ini meresapi,
menghayati dan mengamalkan ketaqwaan dalam arti yang sebenarnya. Dalam
perkembangan dunia ini. Tuhan senantiasa menjadikan waktu – waktu pada saat –
saat yang bersejarah sejak zaman purba sampai akhir zaman. Sejarah itu
merupakan guru dan suri tauladan bagi orang yang suka mengambil pelajaran dari
padanya.
Kita ini khususnya para generasi muda sebagai generasi
penerus harus pandai mangambil hikmah dari peristiwa bersejarah untuk dijadikan
suri tauladan dalam berbuat dan bertindak.
Kepada para Tunas Muda “ S-H “, diajarkan pelajaran Pencak
Silat yang berasal dari para pendekar terkenal ( sembilan orang pendekar ) dan
yang terakhir dari Bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, Saudara Tertua dalam
Persaudaraan “ SETIA – HATI “ Winongo (sebagaimana yang telah terurai pada
Lampiran – Lampiran diatas).
Dengan metode yang demikian ini, maka seluruh pelajaran
dengan mudah diserap oleh para Tunas – Tunas Muda Kita yang dapat berhasil
dengan sukses.
Kita selalu berpedoman :
A. A sense of purpose and direction ( rasa tujuan dan
tanggung jawab seorang Pemimpin yang mempunyai cita – cita )
B. Integriteit ( rasa setia Saudara )
Salah satu ikatan yang penting yang menghubungkan seorang
Pemimpin dengan pengikut – pengikutnya ialah “ Rasa Percaya “.
Para pengikut seorang Pemimpin ingin mendapat keyakinan
bahwa kepentingan mereka selalu dipikirkan dan diperjuangkan. Para pengikut
ingin diyakinkan bahwa kata –kata yang diucapkan oleh Pemimpinnya dapat
dipercaya dan bahwa mereka tidak usah takut akan ditinggal atau dikhianati
dalam waktu menghadapi kesulitan – kesulitan. Dengan demikian antara yang
dipikirkan dan apa yang dilakukan oleh Pemimpin haruslah ada Harmoni dan
Kesatuan.
“ The greate man does not think before hand of his words
that they may be greate. Not of his actions that they may be resolute, he
simply speaks and does what is right “
Kita selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
segala sesuatu yang digariskan oleh Pemerintah selalu dapat kita kerjakan /
laksanakan dengan sukses.